Ikhtisar:Pemerintah telah menyiapkan beberapa skenario tentang bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berakhir ketika COVID-19 mulai menghantam perekonomian negara.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pada hari Jumat bahwa kementeriannya telah mempertimbangkan pergerakan terbatas dan tindakan penguncian potensial untuk mempersiapkan pemerintah dalam menghadapi situasi tersebut.
Pemerintah telah menyiapkan beberapa skenario tentang bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berakhir ketika COVID-19 mulai menghantam perekonomian negara.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pada hari Jumat bahwa kementeriannya telah mempertimbangkan pergerakan terbatas dan tindakan penguncian potensial untuk mempersiapkan pemerintah dalam menghadapi situasi tersebut.
Dalam hal perdagangan internasional terganggu, melemahnya pengeluaran rumah tangga, PHK dan penurunan harga minyak mentah, kementerian memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi negara itu masih akan dapat mencapai di atas 4 persen tahun ini.
“Namun, jika masalahnya memburuk, wabah COVID-19 berlangsung lebih dari enam bulan, perdagangan internasional turun 30 persen dan industri penerbangan menghadapi kejutan [penurunan] 75 persen, pertumbuhan ekonomi dapat mencapai serendah 2,5 persen atau bahkan nol persen, ”kata Sri Mulyani setelah rapat kabinet terbatas.
“Kami berharap akan ada vaksin dan antivirus [untuk penyakit]. Jika temuan itu bisa dilakukan dengan cepat, dampak [ekonomi] pasti akan lebih pendek, ”tambahnya.
Ekonomi Indonesia tumbuh 5,02 persen tahun lalu, lebih lambat dari 5,17 persen yang tercatat pada 2018 ketika investasi dan ekspor mendingin. Sri Mulyani pada hari Rabu memproyeksikan bahwa pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) negara itu akan melemah menjadi antara 4,5 persen dan 4,9 persen pada kuartal pertama, dengan kemungkinan jatuh lebih jauh pada kuartal kedua karena kegiatan ekonomi melemah karena wabah coronavirus yang baru.
PDB Indonesia tumbuh 4,97 persen pada kuartal keempat tahun lalu, terendah sejak 2016.
Meskipun ada peningkatan yang cepat dalam kasus-kasus yang dikonfirmasi dan jumlah kematian, Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengesampingkan pada hari Kamis kemungkinan memaksakan penutupan di negara ini. Dia, sebaliknya, memerintahkan pengujian massal dan menganjurkan jarak sosial untuk menahan penyebaran virus.
Sri Mulyani mengatakan Presiden telah memerintahkan kementerian untuk menyiapkan skenario dan langkah-langkah yang mungkin untuk setiap tingkat proyeksi pertumbuhan ekonomi.
“Kami berharap [pertumbuhan nol persen] tidak akan terjadi. Itulah sebabnya langkah-langkah untuk jaring pengaman dan sektor bisnis harus diimplementasikan, ”katanya. “Ini adalah fokus utama kami bersama dengan menteri ekonomi koordinator dan pejabat Otoritas Jasa Keuangan.”