Ikhtisar:Bank Indonesia (BI) telah berjanji untuk meningkatkan ekonomi karena bank sentral memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan melemah 0,4 persen pada kuartal kedua karena langkah-langkah penahanan virus coronavirus.
Bank Indonesia (BI) telah berjanji untuk meningkatkan ekonomi karena bank sentral memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan melemah 0,4 persen pada kuartal kedua karena langkah-langkah penahanan virus coronavirus.
Gubernur BI Perry Warjiyo memproyeksikan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) naik sedikit menjadi 1,2 persen pada kuartal ketiga dan 3,1 persen pada kuartal keempat, menambahkan bahwa bank sentral mungkin merevisi turun proyeksi pertumbuhan awal sebesar 2,3 persen setahun penuh ini setelah pertumbuhan kuartal pertama lebih rendah dari yang diperkirakan.
Perkiraan BI didasarkan pada asumsi bahwa wabah virus akan memuncak pada Mei hingga pertengahan Juni, dengan kegiatan ekonomi mulai stabil pada kuartal ketiga.
“Sikap kami tetap longgar, kami akan menggunakan semua instrumen kami untuk meningkatkan perekonomian,” kata Perry kepada wartawan dalam konferensi pers yang disiarkan langsung, Rabu. “Dalam jangka pendek, kebijakan suku bunga kami akan memprioritaskan stabilitas rupiah, meskipun ada ruang untuk menurunkan suku bunga.”
Ekonomi tumbuh 2,97 persen tahun-ke-tahun (yoy) dalam tiga bulan pertama tahun ini karena belanja rumah tangga dan pertumbuhan investasi melambat di tengah wabah COVID-19, Statistik Indonesia (BPS) mengumumkan Selasa. Angka itu lebih lemah dari proyeksi pemerintah, bank sentral dan ekonom sekitar 4 persen.
Bank sentral memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya, tingkat pengembalian terbalik tujuh hari, pada 4,5 persen pada April setelah memangkasnya dua kali tahun ini menjadi total 50 basis poin sebagai respons terhadap wabah tersebut.
“Pandemi COVID-19 telah memengaruhi pendapatan, pengeluaran, investasi, dan aktivitas perdagangan orang, tetapi stimulus fiskal, program pemulihan ekonomi, restrukturisasi bisnis, dan dukungan BI akan membantu melunakkan dampaknya,” kata Perry, menambahkan bahwa injeksi likuiditas lebih efektif untuk mendukung ekonomi untuk saat ini dibandingkan dengan menurunkan suku bunga.
BI telah menyuntikkan total likuiditas tambahan kepada bank-bank dan sistem keuangan sebesar Rp 503,8 triliun (US $ 33,38 miliar) untuk membantu meredam dampak ekonomi dari wabah virus dan memperkuat rupiah sebagai bagian dari langkah pelonggaran kuantitatifnya.
Di sisi fiskal, pemerintah juga telah mengalokasikan Rp 436,1 triliun, terutama untuk pengeluaran perawatan kesehatan, jaring pengaman sosial, serta insentif untuk pekerja yang diberhentikan, antara lain.
Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengatakan pertumbuhan pada kuartal kedua mungkin berkontraksi menyusul ekspansi kuartal pertama yang lebih rendah dari perkiraan.
“Jika kegiatan ekonomi tidak meningkat pada kuartal ketiga, ekonomi berpotensi tumbuh pada nol persen menjadi 1 persen tahun ini,” katanya kepada The Jakarta Post, Selasa. “Kami berharap Bank Indonesia akan memangkas suku bunga kebijakan dalam waktu dekat untuk mempercepat transmisi stimulus fiskal.”