Ikhtisar:Pemerintah Indonesia menjadi semakin khawatir tentang stabilitas sistem keuangan di tengah pandemi Covid-19 yang sudah jauh lebih besar daripada aliran selama krisis keuangan global.
Pemerintah Indonesia menjadi semakin khawatir tentang stabilitas sistem keuangan di tengah pandemi Covid-19 yang sudah jauh lebih besar daripada aliran selama krisis keuangan global.
“Efek domino dari Covid-19 dan ancamannya terhadap stabilitas sistem keuangan telah menjadi perhatian utama,” Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kepada wartawan dalam briefing online Senin setelah Komite Stabilitas Sistem Keuangan negara bertemu untuk menilai ekonomi. Kondisi ekonomi yang tidak pasti membutuhkan penguatan langkah antisipatif untuk memitigasi risiko terhadap stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, katanya.
Indonesia sedang berjuang menghadapi krisis kesehatan karena kasus Covid-19 terus meningkat, dengan pertumbuhan ekonomi melambat ke laju paling lambat dalam hampir dua dekade dalam tiga bulan pertama tahun ini. Pejabat Senin menegaskan mereka masih melihat ekonomi tumbuh 2,3% tahun ini, tetapi memperingatkan itu bisa berkontraksi 0,4% dalam skenario terburuk.
Lonjakan penghindaran risiko menyebabkan arus keluar mencapai 145,28 triliun rupiah ($ 9,7 miliar) pada kuartal pertama, kata beliau. “Gangguan serius” dalam permintaan dan pasokan juga akan mengancam stabilitas ekonomi dan sistem keuangan, katanya.
Indonesia juga telah melihat lonjakan utang buruk, dengan rasio kredit macet bruto meningkat menjadi 2,77% pada Maret dari 2,53% pada Desember, kata Wimboh Santoso, ketua Otoritas Jasa Keuangan.
Rupiah telah menguat tetapi tetap menjadi perhatian utama bagi pejabat Indonesia
Seperti negara berkembang lainnya, Indonesia telah dilanda ayunan sentimen yang mengguncang pasar dan menempatkan mata uang di bawah tekanan. Nilai tukar rupiah turun 7% terhadap dolar tahun ini, meskipun telah menguat selama sebulan terakhir untuk menjadi yang terbaik di Asia.
Namun, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menegaskan mata uang itu tetap “secara fundamental undervalued,” dan berjanji untuk campur tangan di pasar jika diperlukan untuk menjaga stabilitas.
Bank sentral memang melihat ruang untuk memangkas suku bunga lagi, Warjiyo mengatakan Senin, menambahkan bahwa pelonggaran lebih lanjut bergantung pada stabilitas pasar.
Bank Indonesia membiarkan suku bunga acuannya tidak berubah bulan lalu setelah dua pemotongan berturut-turut. Ini juga telah menyesuaikan aturan makroprudensial untuk meningkatkan likuiditas dan telah meningkatkan intervensi langsung di pasar untuk memperlancar volatilitas.