Ikhtisar:Ekonom UOB Group Enrico Tanuwidjaja dan Haris Handy mengulas angka inflasi terkini di Indonesia.Kutipan UtamaTingkat inflasi tahunan Indonesia me
Ekonom UOB Group Enrico Tanuwidjaja dan Haris Handy mengulas angka inflasi terkini di Indonesia.
Kutipan Utama
Tingkat inflasi tahunan Indonesia melambat untuk bulan kedua berturut-turut di bulan Februari menjadi +1,38% thn/thn dibandingkan +1,55% di bulan sebelumnya. Ini juga menandai inflasi tahunan paling lambat sejak Agustus 2020 dan tetap di bawah kisaran target bank sentral yaitu 2,0% - 4,0%. Meskipun demikian, tingkat harga umum tetap stabil di bulan Februari dengan inflasi inti di +1,52% thn/thn dibandingkan bulan Januari +1,56%. Harga yang diatur pemerintah naik sebesar +0,66% thn/thn di bulan Februari (dibandingkan 0,34% di bulan Januari); sementara komponen harga volatil melambat menjadi +1,52% thn/thn dibandingkan 2,82% sebelumnya.
Dari 11 item inflasi berdasarkan pengeluaran, disinflasi pada harga konsumen Februari disebabkan oleh inflasi makanan yang lebih lambat sebesar +1,92% thn/thn dibandingkan +2,81% di bulan sebelumnya; yang lebih dari mengimbangi kenaikan harga yang terlihat pada peralatan rumah tangga dan transportasi… Sementara itu, harga pakaian dan perawatan pribadi melambat, dan kelompok inflasi lainnya tetap stabil di bulan Februari. Dari 90 kota, 34 kota mengalami deflasi bulanan yang sebagian besar terjadi di kawasan timur Indonesia.
Ke depan, kami memperkirakan inflasi umum akan pulih secara bertahap dan melebihi target inflasi pemerintah tahun 2021 yang lebih rendah (2,0% - 4,0%).Hal ini dapat dicapai dengan adanya pemulihan yang didorong oleh permintaan (terutama nanti pada Semester 2 2021 mengingat optimisme dari vaksin), kebijakan moneter yang akomodatif, dan kelanjutan pencairan stimulus fiskal. Namun demikian, risiko penurunan tetap ada karena ketidakpastian seputar pandemi di masa mendatang, yang, sebagai gantinya, dapat berdampak negatif terhadap kepercayaan konsumen.