Ikhtisar:Jakarta. Aliran modal ke Indonesia mencapai total Rp 224,2 triliun, atau $ 16 miliar, sepanjang tahun lalu - kemungkinan akan membawa neraca pembayaran negara ke wilayah positif, bank sentral mengumumkan pada hari Jumat.

Jakarta. Aliran modal ke Indonesia mencapai total Rp 224,2 triliun, atau $ 16 miliar, sepanjang tahun lalu - kemungkinan akan membawa neraca pembayaran negara ke wilayah positif, bank sentral mengumumkan pada hari Jumat.
Bank Indonesia juga mengkonfirmasi rupiah menguat pada 2019 dan memperkirakan cadangan devisa Indonesia juga akan meningkat ketika laporan akhir disampaikan akhir bulan ini.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan modal asing Indonesia terdiri dari sekuritas negara Rp 168,6 triliun, saham Rp 50 triliun, obligasi korporasi Rp 3 triliun, dan sertifikat Bank Indonesia Rp 2,6 triliun.

“Kami menyimpulkan tahun 2019 dengan kondisi eksternal yang stabil dan arus masuk modal yang cukup besar. Cadangan devisa kami juga harus meningkat,” kata Perry kepada wartawan di kantornya di Jakarta Pusat.
Dia mengatakan aliran modal yang kuat akan membantu neraca pembayaran mencapai surplus dan meningkatkan cadangan devisa, tetapi tidak menjelaskan prosesnya.
Rupiah berada di antara mata uang Asia dengan kinerja terbaik sepanjang 2019, naik 3,68 persen menjadi berakhir pada Rp 13.880 terhadap dolar.
“Rupiah konsisten sepanjang tahun, hanya sedikit lebih rendah dari baht Thailand dan kurang lebih sama dengan peso Filipina,” katanya.
Cadangan devisa Indonesia naik menjadi $ 126,6 miliar pada November tahun lalu dari $ 120,1 miliar pada Januari.
Neraca pembayaran mengalami defisit $ 46 juta pada kuartal ketiga tahun lalu, tetapi itu adalah pengembalian yang sangat kuat dari defisit yang membengkak sebesar $ 2 miliar pada kuartal sebelumnya.
Selama periode yang sama, defisit transaksi berjalan minus $ 7,7 miliar, setara dengan 2,7 persen dari PDB, sedikit meningkat dari minus $ 8,2 miliar.